Jumat, 26 November 2010

Heading to El Clasico

Siapapun yang mengenal La Liga,(Liga Spanyol) pastilah tau dengan istilah el clasico. Tapi baiklah akan saya jelaskan dulu, tentunya sejauh pengetahuan saya. El Clasico (the classic) adalah nama pertandingan antara Barcelona vs Real Madrid. Keduanya dapat dibilang sebagai rajanya La Liga, dan el clasico adalah sebuah big match, bahkan biggest match di La Liga. Lihatlah siapa saja yang mampu menjuarai La Liga di tiap musimnya, pasti kalau bukan Barcelona ya Real Madrid. Kalaupun ada klub lain yang mampu menjuarainya, pastilah hanya selaan saja, karena setelahnya pasti akan kembali dikuasai dua klub itu. Bahkan kalau mengutip komentar sadis tentang La Liga, bisa dibilang kalau La Liga hanya terdiri dari dua klub, yaitu Barcelona dan Real Madrid, sedangkan klub-klub lain hanyalah sebagai tambahan agar sesuai dengan regulasi. Pertandingan yang sebenar-benarnya adalah el clasico dimana dua klub tersebut bertanding untuk menentukan siapa raja La Liga. Jika pertandingan tersebut berakhir seri? Tidak seru!
Bila media memberitakan bahwa perseteruan antara dua klub tersebut sangat runcing, kiranya hal tersebut benar adanya. Perseteruan tersebut bukan hanya mengenai sepakbola, bukan gara-gara el clasico saja, karaena ada faktor sejarah yang telah berlangsung sangat lama di Spanyol yang menjadi muara perseteruan. Real Madrid dengan kerajaan Spanyol-nya dan Barcelona dengan Catalan-nya. Menurut sejarah yang saya baca, perseteruan antara Spanyol dan Catalan telah berlangsung sangat lama. Catalan dengan kultur yang sangat berbeda dengan Spanyol menuntut kemerdekaanya, membangun negara sendiri yang terpisah dari kerajaan Spanyol. Namun, tentu saja hal tersebut tidak dikabulkan oleh kerajaan Spanyol, tapi sebagai gantinya Catalah diberi otonomi khusus untuk mengatur pemerintahannya secara lebih independen, yang berarti campur tangan Spanyol didalamnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan wilayah lain, serta pengelolaannya diatur sendiri oleh Catalan, karena kulturnya yang jauh berbeda dengan wilayah lain di Spanyol.
Mengapa Catalan ingin merdeka? Karena kulturnya yang berbeda dengan wilayah lain di Spanyol? Bukan! Bukan hanya itu, bukan hanya kulturnya yang berbeda, namun ada semacam ketimpangan dalam memperlakukan Catalan. Sementara wilayah lain diperlakukan cukup adil, Catalan diperlakukan tidak adil, merasa seperti dianak tirikan. Ada yang mau dibegitukan? Padahal Catalan memiliki potensi yang hebat. Salah satu contoh, semua orang tau bahwa pantai di Barcelona dalah pantai yang hangat, seperti pantai tropis, dan hal ini tidak dimiliki wilayah Spanyol yang lain, atau bahkan wilayah lain di Eropa, dan ini membuat Spanyol dikenal sebagai negara yang hangat, padahal yang bersuhu hangat adalah di pantai Barcelona yang bahkan dikatakan kalu Barcelona tidak pernah mengalami musim dingin, matahari bersinar sepanjang tahun, air laut tidak pernah membeku di musim dingin, indah!
Pada masa jauh sebelum hari ini, ketika itu adalah periode awal dari el clasico. Ada semacam intrik, tekanan, kepada Barcelona ketika bertanding dengan Real Madrid. Dan karena dipelakukan seperti itu, Barcelona terpakksa mengaku keunggulan Real Madrid dengan skor yang sangat fantastis. Jumlah gol yang disarangkan Real Madrid ke gawang Barcelona terbilang sangat banyak, setau saya 11 gol dan Barcelona hanya mampu membalas 1 gol. Saya rasa ini adalah awal mula runcingnya perseteruan di el clasico.
Bila melakukan perbandingan, cara kedua klub tersebut mengelola klubnya memang berbeda. Real Madrid dengan uang yang bergelimpangan, dapat membel setiap pemain bintang dengan harga yang fantastis dan memang tidak masuk akal untuk harga seorang pemain. Lebih tak masuk akal lagi karena Real Madrid tidak hanya membeli satu pemain, namun banyak pemain dengan harga yang sama fantastisnya, yang bisa membuat pengamen di bus kota pingsan ketika melihatnya dalam bentuk tunai. Saya kurang suka dengan menajemennya, karena mereka tiap musim selalu jor-joran membeli pemain bintang kemudia membuang pemain yang sudah lawas, bahkan jika pemain tersebut sudah identik dengan Real Madrid sekalipun. Musim lalu, pindahnya Raul Gonzales ke Schalke 04 sungguh disayangkan, karena ia sangat identik dengan Real Madrid dan kemudian pindah begitu saja karena ada pemain-pemain baru yang masuk. Memang harus ada regenerasi, tapi bukan begini caranya! Raul adalah pemain hebat, di klub maupun timnas, dan ia masih cukup produktif dan ia sangat Real Madrid. Bursa transfer musim depan, saya kira pasti ada kejadian serupa di klub ini. Pemain yang belim bisa beradaptasi kemudian disebut bermain jelek dan kemudian dijual, dengan harga yang jauh di bawah harga ketika membelinya dulu. Menurut saya, klub ini tidak sabaran, menginginkan segala sesuatu segera tercapai bagaimanapun caranya. Ketika klub ini tidak mendapatkan trofi sedangkan seterunya, Barcelona mendapa banyak trofi, maka klub akan kelabakan untuk berbenah. Mengganti pelatih, belanja banyak pemain, menjual pemain yang dianggap biang kegagalan. Menurut saya, Real Madrid ini menjadi klub yang tidak Spanyol, karena terdiri dari banyak pemain asing. Saya masih ingat sebuah tulisan yang menyajikan preview Liga Champion antara Real Madrid vs Liverpool. Penulis itu memaparkan bahwa Liverpool lebih Spanyol daripada Real Madrid yang notabene merupakan klub asal Spanyol. Padahal Real Madrid memiliki akademi sepakbola yang dapat membina pemain dari remaja sampai akhirnya mampu bermain untuk klub senior. Namun ini tidak teralu dimanfaatkan ternyata. Ini berbeda dari Barcelona yang sangat tekun mebina akademi sepakbolanya. Di klub senior sangat banyak alumnus dari akademi binaan sendiri. Karena sudah sejak awal dilatih bagaimana sepakbola cara Barcelona, maka mereka dapat menyatu dengan mudah di klub senior. Sebenarnya Barcelona tidak perlu membeli pemain dari luar, karena dengan mengambil dari akademi sudah cukup. Namun mereka punya motivasi lain, yaitu Real Madrid. Tentu saja jika berseteru, tentu ada persaingan gengsi. Tapi pemain yang dibeli tidak sebanyak seterunya, membeli satu dua pemain namun efektif. Jika Real Madrid identik dengan membeli pemain bintang, maka Barcelona adalah klub yang bisa “membuang” bintang, demi efektifitas tim. Dalam sebuah klub tidak perlu terdiri dari banyak pemain bintang, karena mereka punya ego yang tinggi, karena mereka pemain bintang maka ada hal individual yang harus mereka capai, dan ini akan mengabaikan sifat kebersamaan di dalam sepakbola. Sepakbola kan permainan tim, jadi kalau terlalu banyak ego yang ikut bermain di dalamnya tentu tidak akan berjalan baik. Ketika membeli pemain bintang, adal semacam ketergantunnagn pemain lain terhadap pemain bintang tersebut. Bila pemian bintang itu tidak bermain, entah karena cedera, hukuman kartu atau sengaja diistirahatkan pelatih untuk pertandingan yang lebih krusial maka bisa dipastikan tim akan kehilangan permainannya, dan ujung-ujungnya adalah kalah, karena pemain bintang itulah yang biasanya mencetak gol. Di Barcelona tidak demikian desainnya, semua pemain dapat mencetak gol bahkan pemain belakang (kecuali kiper, karena kiper biasanya tidak mencetak gol). Hitung berapa gol yang dicetak oleh Carles Puyol, Dani Alvez, dan pemain yang sudah pindah ke Amerika Serikat Rafael Marquez. Tak jarang mereka mebuat gol kemenangan, yang dicetak ketika striker mendapat pengawalan ketat dan sulit mendapat peluang, maka yang lain harus ambil bagian. Ini kan permainan tim, jadi harus saling mengisi. Mungkin ini akan dianggap sebagai pengacauan sistem dan pembagian kerja, tapi bukankah tidak haram bagi tiap pemain untuk mencetak gol? Kecuali bila itu adaah gol bunuh diri, itu memeng tidak boleh karena bisa membuat tim lawan menang. Yang penting bukanlah siapa yang mencetak gol (tapi itu bukan berarti samasekali tidak penting) tapi kemenangan tim. Ini bukan masalah individual yang utama, tetapi tim!
Oh iya, mau tau siapa saja alumnus akademi sepakbola Barcelona (La Masia)? Ini dia (diambil dari Bolavaganza April 2009) beberapa diantaranya: Lionel Messi, Thiago Motta, Giovani dos Santos, Jordi Cruyff (putra Johan Cruyff), Andres Iniesta, Arnau Riera, Bojan Krkic, Carles Puyol, Cesc Fabregas, Carles Rexach, Fernando Navarro, Fernando Olivella, Gerard Pique, Ivan de la Pena, Jose Reina (lebih dkenal dengan nama Pepe Reina), Josep Guardiola, Luis Garcia, Luis Suarez, Mikel Arteta, Miguel Angel, Oleguer, Sergi Busquets, Sergi Lopez, Victor Valdez, Xavi Hernandez. Kemudian, hitung berapa banyak yang bermain di timans Spanyol. Dan skuad Barcelona musim 2010-2011 terdiri dari banyak sekali pemain yang bermain di timas Spanyol, hampir semua. Starting line-up nya dapat terdiri dari 6-7 pemain Barcelona. Dan, bisa dikatakan timnas Spanyol adalah Barcelona yang berseragam merah.
Kemudian mengenai transfer pemain antar kedua klub tersebut. Pertanyaannya adalah berapa banyak pemain yang pindah dari Barcelona ke Real Madrid atau sebaliknya? Ada, tentu saja ada pemain yang melakukannya. Luis Figo adalah salah satu contohnya. Ia pindah dari Barcelona ke Real Madrid. Dan apa kata fans Barcelona? “Mata duitan”! ya, Figo kemudian disebut sebagai mata duitan karena pindah ke klub rival dengan bayaran yang banyak (kalau tak mau dibilang fantastis). Dengarlah cercaan ketika laga el clasico kepadanya. Sangat menyakitkan, tapi entah apa yang dia rasakan saya tidak benar-benar tau. Kemudian ada Ronaldo. Ia memang tidak langsung pindah dari Barcelona ke Real Madrid, ia pindak dulu ke klub lain baru hijrah ke Real Madrid. Tapi sama saja kan?! Pindah ke klub rival, dalam aturan tidak tertulis adalah haram hukumnya. Dalam aturan tertulis, tentu boleh-boleh saja, karena merupakan hak pemain. Bukan hanya di La Liga, di liga lainpun juga sama. Tengok saja apa yang fans Arsenal katakan ketika ashley Cole pindah ke Chelsea yang merupakan rivel sekota. Ia disebut sebagai Cahley Cole, karena kepindahannya dipandang gara-gara uang semata. Lalu ketika Carlos Tevez pindah dari Manchester United ke Manchester City, tentu akan dicerca habis-habisan oleh fans United. Atau ketika Zlatan Ibrahimovc dipinjamkan ke AC Milan oleh Barcelona, padahal ia pernah membela Inter Milan sebelumnya, apa jadinya? Apalagi ia mencetak satu-satunya gol yang membuat Milan menang di derby antara keduanya. Jika di Indonesia, siapa pemain yang dengan hati pindah dari Persija ke Persib atau sebaliknya? Sebagian pemain mengatakan “ini hak saya!” tapi buat fans, itu sangat menyakitkan. Come on! Sepakbola bukan permainan individu, bahkan bukan permainan tim yang terdiri dari 11 pemain, tapi juga ada pemain ke 12 yang disebut fans, penonton. Di La Liga, di pertandingan el clasico, jangan heran bila tiket sudah habis jauh-jauh hari, dan bila ingin memesannya bisa jadi harus antre sejak satu bulan sebelum pertandingan dan harganya melonjak naik. Mengenai penjagaan keamanan, tentu saja akan lebih ketat. Pemisahan tribun antara kedua fans mutlak dilakukan. Jadi, bila menonton di stadion jangan sampai duduk di tribun yang salah, atau memakai atribut yang berbeda dengan orang-orang yang duduk di sekitar anda, karean bisa jadi anda akan menjadi bulan-bulanan. Memang lebih aman duduk di depan tv, menonton di rumah (nonton bareng di cafe atau tempat lain mungkin juga akan menimbulkan konflik yang sama seperti di stadion). Tapi bila nonton di rumah, berarti melewatkan hal-hal yang seru. Terlewat atmosfer pertandingan yang begitu panas, ditambah dengan komentar-komentar dari orang lain di sekitar, dan yang pasti akan kehilangan momen. Memangnya yang seperti iu bisa ada setiap hari? Hanya ada 2 kali el clasico dalam satu musim! Tentu saja..
Tapi bukan berarti para pemain memang benar-benar bermusuhan seutuhnya. Lihat saja bagaiman mereka berkolaborasi di timnas Spanyol. EURO dan Piala Dunia adalah contoh terkini. Bila dalam peribahasa, selalu ada garis perak (silverline) di awan mendung yang gelap. Namun, ingatlah kembali selebrasi yang dilakukan pemain timnas Spanyol ketika peluit tanda akhir pertandingan dibunyikan. Ada selebrasi apa saja? Well, ada Carles Puyol yang mengibarkan bendera Catalan dan beberapa pemain mengikutinya. Mereka tidak mengibarkan bendera Spanyol, karena mereka adalah orang Catalan. Dan memang ada banyak orang Catalan di sana, yang mempunyai sensitivitas terhadap Spanyol. “ Ini adalah kemenangan Catalan, bukan Spanyol’ itulah yang dikatakan orang-orang Catalan. Bahkan ada orang Catalan yang berkomentar sebelum pertandingan final “ sebaiknya Spanyol kalah”.
El clasico, tinggal beberapa hari lagi akan digelar. Bersiaplah! Hidup ini damai ketika semuanya rukun. Tapi seseorang tidak bisa memaaknai hidup jika tidak ada konflik.

Kamis, 18 November 2010

Trust me, we always see silverline

Angels_david archuleta

I sit n wait, does an angel contemplate my fate?
N they know, the places where we go
When we're grey n old
Cause i've been told
That salvation lets their wings unfold
So when i'm lying in my bed
Thoughts running through my head
N i fee that love is dead
I'm loving angels instead

N through it all
She offers me protection
A lot of love n affection
Whether i'm right or wrong
N down the waterfall
Wherever it may take me
I know that life wont break me
When i come to call
She wont forsake me
I'm loving angels instead

When i'm feeling weak
N my pain walks down a one way street
I look above
N i know i'll always be blessed with love
N as the feeling grows
She breathes flesh to my bones
N when love is dead
I'm loving angels instead

---
Entahlah, lagu ini menurutku inspiratif. Menurutku ini cerita tentang seseorang yg berusaha untuk tidak menyerah, dia percaya bahwa angels (malaikat atau lebih jelasnya Allah) selalu bersamanya, meski ia salah atau benar. Jadi, silverline itu memang selalu ada.